Minggu, 18 November 2007

Back to Normal

Akhirnya hidupku kembali normal. Setelah sebulan penuh kehidupanku "diganggu" oleh kegiatan-kegiatan yang "melelahkan", kini akhirnya kini saya dapat menempuh kembali aktifitas dengan semangat baru. Kuliah di Fasilkom memang terasa berat dibandingkan dengan fakultas-fakultas lain. Bayangkan saja, UTS kali ini, saya harus menempuhnya selama sebulan. Lain dengan fakultas lainnya yang sudah selesai UTS jauh hari sebelumnya. UTS kali ini dilakukan selama sebulan sebab semua mata kuliah ditempuh dengan pekan yang berbeda. Dalam sepekan, pasti ada saja mata kuliah yang dilaksanakan. Sebut saja, pada pekan I (hari I kuliah setelah libur lebaran), UTS Kalkulus II dilaksanakan. Setelah itu pada pekan II, menyusul mata kuliah Statistika dan PPW (Perancangan dan Pemrograman Web) yang mengadakan UTS. Basdat (Basis Data) dan Fisika I di pekan III. Lalu UTS SDA (Struktur Data dan Algoritma) yang menutup lembar-lembar ujian di pekan IV. Fuhh....

Mungkin ada sebagian orang yang berpikiran bahwa "hal itu" terlihat lebih enak dibandingkan ujian langsung dalam sepekan. Akan tetapi, bagi saya hal tersebut sangat melelahkan apalagi masih banyak deadline tugas-tugas, baik tugas pribadi maupun kelompok yang menjadikan "selingan" di kehidupan kuliah ini selama satu bulan terakhir. Selain itu, selama saya mengikuti KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar) dari TK hingga sekarang ini, baru kali ini saya merasakan perasaan yang berbeda saat mengikuti ujian-ujian. Saya merasa kurang begitu yakin akan ujian-ujian kali ini (kayak biasanya yakin aja!) apalagi mengingat saya yang selama sebulan terakhir suka berubah-ubah "emosi"nya. Saya merasa seperti bukan saya yang biasanya. Saya yang dulu sangat optimis terhadap segala sesuatu dan kali ini pesimis membayangi perasaan saya yang terlihat makin lama makin "buruk". Astagfirullah hul adhim... Apabila saya tidak mau niat untuk berubah dari kehidupan yang "buruk" ini, bukan tidak mungkin jika kelak saya akan merasakan "pedih"nya penderitaan dunia ini dan akhirat. Oleh karena itu, kini saya yang sudah merasakan penyesalan yang amat berat ini sedang berusaha untuk keluar dari "lobang kerusakan" yang sudah begitu dalam saya terjatuh di lubang tersebut.

Tapi, terkadang saya suka takut dan khawatir apalagi saya yang sudah berusaha keluar dan akhirnya terjerembab kembali di lobang yang sama. Ini seperti seorang yang "tidak tahu diri". Memang agak begitu kasar kedengarannya, tapi itulah saya. Memang berat bagi kita yang ingin berhasil mendaki "puncak kesuksesan". Ber-unlimited cobaan dan rintangan yang selalu menerpa diri ini untuk meraih hal tersebut (baca:puncak kesuksesan). Tapi itulah hidup. Jika kita ingin sukses, belajarlah untuk meraih kesuksesan. Dan jika kita ingin meraih kesuksesan, belajarlah untuk melewati segala rintangan yang kita temui. Dan satu hal lagi yang saya kutip dari seorang teman saya M.Ilman Akbar,,,SEMANGKA.....Semangat Kawan.....

1 komentar:

Gregorio Gringo mengatakan...

semangat ngo..jangan sampai dikalahkan oleh hal apapun yang menghalangi..